Sinopsis
Lelaki
cadel itu tak pernah bisa melafalkan huruf “r” dengan sempurna. Ia “cacat”
wicara tapi di anggap berbahaya. Rambutnya lusuh. Pakaiannya kumal. Celana nya
seperti tak mengenal sabun dan setrika. Ia bukan burung merak yang mempesona.
Namun, bila penyair ini membaca puisi di tengah buruh dan mahasiswa, aparat
memberinya cap sebagai agitator, penghasut. Selebaran, poster, stensilan, dan
buletin propaganda yang ia bikin tersebar luas di kalangan buruh dan petani.
Kegiatannya mendidik anak-anak kampung dianggap menggerakkan kebencian
terhadap Orde Baru. Maka ia dibungkam. Dilenyapkan. Wiji Thukul mungkin bukan
penyair paling cemerlang yang pernah kita miliki. Sejarah Republik menunjukkan
ia juga bukan satu-satunya orang yang menjadi korban penghilangan paksa. Tapi
Thukul adalah cerita penting dalam sejarah Orde Baru yang tak patut diabaikan:
seorang penyair yang sajak-sajaknya menakutkan sebuah rezim dan kematiannya
hingga kini jadi misteri. Kisah tentang Wiji Thukul adalah jilid perdana seri
“Praharaprahara Orde Baru”, yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita
Mingguan Tempo Mei 2013. Serial ini menyelisik, menyingkap, merekonstruksi,
dan mengingat kembali berbagai peristiwa gelap kemanusiaan pada masa Orde Baru
yang nyaris terlupakan.
Untuk dapat membaca buku ini dapat diakses melalui :
1. Download Aplikasi iPusnas Pada Google Play Store.
2. Setelah Download Ikuti Petunjuk Untuk Registrasi
3. Cari Buku Pada Kolom Pencarian Ketikkan "Wiji Thukul"
4. Unduh & Buku Dapat Dibaca Dengan Jangka Waktu Peminjaman Selama 3 Hari
5. CP : 08122253591 (Ibu Christi Perpustakaan SMAS Katolik Cor Jesu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar